Jumat, 13 Januari 2017

KISAH SITI HAJAR : IBUNDA NABI ISMAIL A.S.



Ahlan wa Sahlaan..

Kalian semua tentu tau Siti Hajar ? Beliau merupakan ibunda dari Nabi Ismail AS. Tapi tau ga asal mula dari Sa'i? atau asal mula air zam-zam?Barangkali ada yang belum tau, yuk simak kisahnya disini.

Suatu riwayat mengatakan bahwa Siti Sarah yang merupakan istri pertama dari NAbi Ibrahim AS akan memotong tubuh Siti Hajar  menjadi tiga bagian (menurut salah satu penafsiran) jika suaminya itu tidak menjauhkan Siti Hajar dan Ismail kecil darinya. Dengan berat hati, maka Nabi Ibrahim pun mengabulkan permintaan istri pertamanya itu.

Dibawalah istri dan anaknya itu menuju ke suatu lembah yang tidak ada rumput tumbuh dan hanya meninggalkan air(diriwayatkan airnya pun hanya sedikit). Setelah Nabi Ibrahim menempatkan istri dan anaknya di tempat tersebut,  beliau langsung berbalik badan untuk kemmabli ke tempatnya dengan menitikan air matanya. Beliau tidak berani menoleh ke belakang walaupun istrinya tersebut berkali-kali memanggilnya. Beliau tidak memperdulikan pangggilan istrinya dan tetap melanjutkan perjalanan pulangnya tersebut .

Siti Hajar pun kemudian mengejar suaminya tersebut dan berkata, "Apakah Allah yang memerintahkan kepadamu untuk melakukan ini?". Kemudian Nabi Ibrahim pun menjawab dengan sangat singkat,"Benar". Maka dengan tegar dan tawakal, Siti Hajar pun mengucapkan penrnyataan, "Kalau memang Allah yang memerinthkan demikian, niscaya Dia tidak akan menyia-nyiakan kami". Pernyataan yang keluar dari seorang hamba yang menunjukan kekuatan iman dan ketinggian sikap tawakal yang mendapat tarbiyah dari seorang hamba pilihan juga, Nabi Ibrahim kekasih-Nya.
Subhanallah....

Setelah suaminya tersebut seiring waktu berlalu dari pandangannya, Hajar meletakkan buah hatinya Ismail pada gurun pasir, kemudian beliau melihat ke sekelilingnya berharap akan bertemu dengan suatu kafilah yang lewat untuk meminta pertolongan.

Lalu Hajar pergi ke bukit Shafa dan melihat apa ada orang atau kafilah di sekelilingnya itu untuk dimintakan pertolongannya. Namun, beliau tidak merasakan adanya tanda-tanda orang atau kafilah yang lewat. Kemudian beliau turun dan menuju bukit Marwa. Sama seperti yang terjadi di bukit sebelumnya, beliau tidak melihat tanda-tandaa adanya orang atau kafilah bahkan dengan tanda-tanda adanya kehidupan. 

Perbekalan air yang hanya sedikit itu pun hampir habis, sama seperti air susunya pun tidak keluar, beliau begitu panik dan sangat khawatir.Beliau pun kemudian turun dari bukit Marwa dengan maksud pergi lagi ke bukit Shafa dengan maksud yang sama,beliau terus berlari bukit Marwa ke bukit Shafa maupun sebaliknya sebnayak tujuh kali (Yap, perbuatan itu pun diabadikan oleh Allah sebagai salah satu syi'ar haji yang dikenla dengan Sa'i)

Kebingungan dan kegelisahan jiwa Hajar saat itu memang begitu wajar, tidak ada orang yang bisa ia minta bantuannya, ditambah lagi melihat sang buah hati terlihat sangat kehausan begitu pula degan dirinya, beliau semakin khawatir dan panik.

Maha Suci Allah yang tidak pernah mengingkari janji-Nya, sesungguhnya pertolongan Allah sangat dekat. Allah akan memberikan jalan keluar atau solusi,  memberikan rezeki dari arah yang tidak pernah terduga bagi hambanya yang bertaqwa dan bertawakal kepada-Nya. Demikian pula dengan Siti Hajar yang merupakan istri dari kekasih Allah, keduanya merupakan hamba Allah yang sangat dekat kepada-Nya.

Di tengah-tengah kekhawatirannya(dalam suatu riwayat), munculah mata air yang letaknya dekat dengan anaknya. Melihat hal tersebut, Hajar langsung bergegas menuju mata air tersebut dan berkata , "Zum-zum!", yang artinya berkumpullah. Kemudian beliau minum dari mata air yang diberkahi(hingga sekarang) itu dan memberikan air tersebut kepada buah hatinya. Beliau begitu bersyukur atas karunia yang telah Allah berikan kepadaa keduanya.

Tidak berhenti disitu, pertolongan Allah pun datang kembali. Selang tidak beberapa lama, muncul suatu kafilah yang berjalan menuju ke tempat Hajar dan Ismail. Kafilah itu meminta izin untuk mengambil air zam-zam itu dan bermaksud untuk tinggal bersama dengan mereka berdua. Beliau tentu sangat senang dna menyambut gembira tawaran baik tersebut. Akhirnya, beliau tidak sendiri lago. Alhamdulillah....


Subhanallah...
Betapa sabar dan taatnya manusia-manusia pilihan itu,bukan? Bagaimana dengan kita?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar