Kamis, 26 Januari 2017

PKI BENAR-BENAR BANGKIT KEMBALI



Di masa revolusi sekarang ini, Indonesia banyak didera gonjang-ganjing dalam berbagai masalah, baik ekonomi maupun politik bela negara.
Kabarnya, sekarang ini terdapat beberapa indikasi dari kebangkitan PKI yang gencar disuarakan.


Faktanya, indikasi tersebut sudah muncul sejak lama, contohnya yaitu isu setelah reformasi materi pengkhianatan PKI telah dihapuskan pada kurikulum pendidikan di Indonesia. Kemudiah yang anehnya lagi, tidak ada lagi pemutaran film G30S/OKI di seluruh stasiun televisi dalam negeri ini.


Indikasi dari munculnya PKI kembali diungkapkan oleh Imam Besar dari FPI, Habib Rizieq Shihab. Menurutnya, kini sudah banyak masyarakat yang menggunakan kaos dengan gambar palu arit yang kita tau merupakan sebagai logo atau lambang dari PKI sendiri. Lebih mirisnya lagi, mereka dengan bangga menggunakannya tersebut.

Inna Lillaahi Wa Inna Ilaihi Raaji'uun

"Kurikulum penting untuk membentuk ideologi bangsa. Jadi jangan kaget, anak-anak kita umur 27 tahun kebawah tidak tahu PKI dan bangga pakai kaos gambar palu arit karena ketidaktahuannya",tutur ketua FPI tersebut.


"Saya sedih, kecewa dan marah. Ada media katakan bahwa PKI hanya korban. Kalau gitu, berarti NU, Muhammadiyyah, Banser dan pemerintah penjahatnya?", ujar Habib.


Masyarakat juga iku resah dengan isu kebangkitan PKI ini. Para mantan pejuang siap kembali berjuang di sisa tenaganya dengan meneriakkan bahaya kebangkitan PKI di depan Istana Kepresidenan pada Jumat, 3 Juni 2016.

"Purnawirawan ini sudah tua-tua, Jadi paling jumlahnya ratusan,"kata penggagas Simposium Anti PKI, Letjen TNI Purn Kiki Syahnakri.


Kiki menuturkan bahwa para purnawirawan siap bejuang kembali demi negara. Walaupun fisik mereka sudah tidak lagi mendukung, mereka siap mengorbankan jiwa raga agar PKI tidak bangkit kembali.
.
"Kalau kehujanan sedikit, kerokan. Kalau untuk urusan begini, jangankan kerokan, mati juga siap kita !", ujar Kiki dengan tegas.


Tanda-tanda bangkitnya PKI juga diakui oleh mantan Wakil Presiden Tri Sutrisno. Beliau menuturkan bahwa simbol-simbol partai palu arit yang bertebaran di Nusantara jangan sampai dianggap remeh.


Sumber : http://www.harianpost.co.id/

Rabu, 18 Januari 2017

5 PERANG BESAR DALAM SEJARAH ISLAM

(photo : bp.blogspot.com)

Untuk menjalankan misi kenabiannya, Rasulullah SAW pasti saja ada tentangan dari orang-orang kafir. bahkan hingga Islam sudah mulai berkembang, para kaum kafir tetap terus berusaha menghancurkan dan memecah belah persatuan umat Islam.

Dalam sejarah perkembangan Islam, Rasulullah pernah terlibat dan turun ke medan perang dalam beberapa perang demi memerangi orang-orang kafir yang mencoba menghancurkan kaum muslim tersebut.

Nah, berbicara tentang perang, dalam secarah Islam terdapat 5 perang besar yang pernah dialami oleh umat islam, diantaranya :

1. Perang Badar

(photo : i.ytimg.com)


Perang Badar merupakan pertempuran besar pertama antara umat Islam melawan musuhnya. Ketika itu, jumlah kaum muslim hanya 313 orang dengan menghadapi pasukan 1.000 orang dari kaum kafir Quraisy.

Pertempuran ini terjadi pada 17 Maret 624 M atau tepatnya 17 Ramadhan 2 H. Yap,saat itu adalah bulan Ramadhan dimana umat Islam sedang menjalankan puasa. Pertempuran itu terjadi selama dua jam secara habis-habisan yang pada akhirnya pasukan muslim menghancurkan barisan pertahanan pasukan Quraisy yang dipaksa mundur dalam kekacauan.

Kemenangan kaum muslim ini membuktikan bahwa mereka sesungguhnya berpeluang untuk  mengalahkan musuh mereka di Mekkah. Kemenangan kaum muslim juga memperlihatkan kepada suku-suku Arab lainnya bahwa kekuatan baru bangkit di tanah Arabia dan memperkokoh otoritas nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin atas berbagai golongan masyarakat Madinah yang sebelumnya sering terjadi pertikaian.

Subhanallah, maha suci Allah... kemenangan ini sudah pasti seizin Allah..

Akhirnya, berbagai suku Arab pun mulai memeluk agama Islam dan membangun persekutuan dengan kaum Muslim di Madinah yang menandakan bahwa ekspansi agama Islam pun dimulai.

2. Perang Uhud
(photo : i.ytimg.com)

Perang Uhud adalah pertempuran yang terjadi antara kaum muslimin dan kaum kafir Quraisy pada 22 Maret 625 m (7 Syawal 3 H) kurang lebih setahun lebih seminggu setelah Perang Badar berlangsung.

Pada perang ini tentara Islam berjumlah 700 orang yang langsung dipimpin oleh Rasulullah SAW dengan lawan tentara kafir berjumlah 3.000 orang dipimpin oleh Abu Sufyan.

Mengapa disebut Perang Uhud?

Disebut Perang Uhud karena terjadi di dekat bukit Uhud yang letaknya 4 mil dari Masjid Nabawi dengan ketinggian 1000 kaki dari permukaan tanah yang panjangnya 5 mil.

Saat itu, umat Islam hampir menelan kekalahan karena tidak disiplinnya pasukan yang berada di atas bukit karena tergiur dengan harta rampasan perang yang menyebabkan mereka meninggalkan pos mereka yang dipelopori oleh Abdullah bin Ubay.

Hal tersebut, dimanfaatkan oleh kaum kafir Quraisy untuk memukul mundur kaum muslim.Pada perang ini, Hamzah paman Rasulullah SAW terbunuh.

3.Perang Mu'tah
(photo : i.ytimg.com)

Perang Mu'tah yaitu perang yang terjadi antara kaum muslim melawan tentara kekaisaran Romawi yang terjadi padat tahun 629 M ( 5 Jumadil Awal 8 H) di dekat kampung yang bernama  Mu'tah, de sebelah timur Sungai Yordan dan Al-Karak.

Perang ini merupakan mulainya penaklukan terhadap negeri-negeri Nasrani. Penyebab dari perang ini yaitu pembunuhan al-Harits bin Umair yang merupakan utusan Rasulullah SAW yang diutus untuk menyampaikan surat kepada pemimpin Bashra.

Al-Harist dicegat dan ditangkap oleh Syurahbil bin Amr yang merupakan gubernur wilayah Balqa,Syam. Kemudian al-Harits ditangkap dan dipenggal lehernya.

Dalam perang ini, Rasulullah SAW menyiapkan pasukan berkekuatan 3.000 prajurit. Pada perang inilah merupakan perang dengan pasukan terbesar disaat itu. Mereka bergerak ke arah utara dan beristirahat di Mu'an. Saat itulah meraka memperoleh informasi bahwa Heraklius telah berada di salah satu bagian wilayah Balqa dengan kekuatan sekitar 100.000 prajurit Romawi.

Mereka juga bahkan mendapat bantuan dari basukan Lakhm, Judzam, Balqin dan Bahra kurang lebih 100.000 prajurit sehingga kekuatan mereka menjadi 200.000 prajurit.

4. Perang Khandaq

(photo : i.ytimg.com)

Perang Khandaq merupakan perang yang terjadi pada tahun 627 M ( Syawal 5 H ). Pengepungan Madinah dipelopori oleh pasukan gabungan antara kaum kafir Quraisy Mekkah dan Yahudi Bani Nadir (al-ahzaab). Pengepungan dimulai pada 31 Maret dan berakhir setelah 27 hari kemudian.

Sekitar dua puluh pimpinan Yahudi Bani Nadhir datang ke Mekkah untuk melakukan provokasi agar kaum kafir mau bersatu  untuk menumpas kaum muslim. Pimpinan Yahudi Ban Nadhir juga mendatangi Bani Ghatafan dan mengajak mereka juga.

Kemudian meraka mendatangi kabilah-kabilah Arab di sekitar Mekkah untuk melakukan hal yang sama. Pada akhirnya, semua kelompok itu pun sepakat untuk bergabung dan kemudian menghabisi kaum muslim hingga akar-akarnya.

Jumlah keseluruhan pasukan Ahzab(Sekutu) sekitar 10.000 prajurit. Dalm kitab Sirah disebutkan bahwa jumlah mereka lebih banyak dibandingkan jumlah keseluruhan orang-orang yang tinggal di Madinah.

Menghadapi kekuatan yang sangat besar ini, dengan cerdasnya Salman al-Farisi memberikan ide agar kaum muslim menggunakan strategi penggalian parit(khandaq) untuk menghalangi jalan pasukan musuk untuk tiba ke wilayah Madinah.

5. Perang Tabuk

(photo : i.ytimg.com)

Perang Tabuk merupakan ekspedisi yang dilakukan oleh umat Islam yang dipimpin Nabi Muhammad SAW pada 630 M atau 9 H ke Tabuk(Arab Saudi barat laut).

Saat itu, Romawi memiliki kekuatan militer paling besar.Perang Tabuk merupakan kelanjutan dari Perang Mu'tah. kaum muslim mendengar persiapan yang matang dilakukan oleh pasukan Romawi dan raja Ghassan.

Informasi tentang jumlah pasukan yang dihimpun adalah sekitar 40.000 orang. Keadaan semakin kritis karena kemarau. Kaum muslimin berada di tengah kesulitan dan kekurangan bahan pangan.

Untuk melindungi umat Islam yang berada di Madinah,Rasulullah SAW memutuskan untuk melakukan aksi preventif, dan menyiapkan pasukannya. Hal tersebut dipersulit karena adanya kelaparan di tanah Arab dan kurangnya kas yang dimiliki umat Muslim.

Namun, Rasulullah SAW berhasil mengumpulkan pasukannya yang terdiri dari 30.000 orang, yang merupakan jumlah pasukan terbanyak yang pernah dimiliki oleh umat Islam.

Sesampainya di Tabuk, umat Islam tidak menemukan pasukan Bizantium ataupun sekutunya. Menurut sumber Muslim, mereka menarik diri ke daerah utara setelah mendengar kedatangan pasukan muslim.

Namun, tidak ada stupun sumber non-Muslim yang mengkonfirmasi hal tersebut. Pasukan Muslim berada di Tabuk selama 10 hari. Ekspedisi in dimanfaatkan oleh Nabi Muhammad SAW untuk mengunjungi kabilah-kabilah yang terdapat di sekitar Tabuk.

Hasilnya, terdapat banyak kabilah Arab yang sejak itu tidak lagi mematuhu Kekaisaran Bizantium, dan berpihak kepada umat Islam.

Rasulullah SAW juga berhasil mengumpulkan pajak dari berbagai kabilah tersebut. Saat hendak pulang dari Tabuk, rombongan muslim kedatangan para pendeta Kristen di Lembah Sinai





Senin, 16 Januari 2017

KISAH NABI MUHAMMAD SAW : TAK APA KELAPARAN, ASAL JANGAN UMMATKU

(photo:bp.blogspot.com)


Diriwayatkan saat Rasulullah SAW mengimami sholat berjamaah dan sayyidina Umar ibnu Khattab r.a sebagai makmum yang paling dekat posisinya dengan sang kekasih Allah tersebut. Umar ibnu Khattab r.a terheran karena setiap kali melakukan gerakan sholat terdengar suara seperti suara tulang dari daerah perutnya. Sebenarnya apa yang disembunyikan Rasulullah SAW?

Setelah selesai melakukan sholat berjamaah, Umar ibnu Khattab r.a pun langsung menghampiri Rasulullah SAW dan langsung menanyakan perihal yang tidak ingin ia ketahui, "Yaa Rasulullah... Apa yang membebanimu?".

Rasul pun menjawab,"Tidak ada". Tidak puas dengan jawaban Rasulullah SAW, Umar ibnu Khattab pun bertanya kembali, "Apa yang sebenarnya engkau sembunyikan Yaa rasulullah? Aku mendengar suara tulang saat engkau melakukan gerakan sholat yang satu menuju gerakan selanjutnya. Apa begitu berat beban yang engkau pikul?", Rasul pun menjawab,"Tidak apa-apa wahai Umar".

Umar ibnu Khattab tetap terus ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tanpa menjawab dengan kata-kata, Rasulullah pun kemudian membuka bajunya dan terlihat lilitan kain di daerah perutnya. Kemudian Rasulullah SAW membuka kain tersebut, dan terlihatlah kerikil-kerikil di dalamnya.

Kemudian Rasulullah SAW berkata, " Sebenarnya yang kamu dengar wahai Umar bukannlah suara tulamg,melainkan suara batu kerikil ini, aku sudah beberapa hari tidak makan". Melihat dan mendengar keadaan tersebut, hati Umar begitu tersentak.

"Yaa Rasulullah, mengapa engkau sampai tidak cerita tentang hal ini, engkau kelaparan sedangkan kami kecukupan. Kami rela kelaparan asalkan kekasih Allah jangan sampai kelaparan",ucap Umar 

"Wahai Umar, kelaparan ini biarkan menjadi suatu kenikmatan baagiku. Asalkan jangan sampai umatku mengalami hal serupa. Jangan sampai mereka kelaparan. Aku rela menanggung semua untuk umatku", jawab Rasul dengan kelembutan hatinya.


Wahai saudara? betapa cintanya Rasulullah SAW kepada kita selaku umatnya. Bahkan di akhir hayatnya pun ia masih teringat pada kita. 

Bagaimana dengan kita selaku ummatnya?


Minggu, 15 Januari 2017

BILAL BIN RABAH : KISAH ADZAN TERAKHIRNYA


(sumber photo : bp.blogspot.com)

Siapa sih Bilal? Tentu mendengar nama itu tidak asing lagi ditelinga kita.

Sejak Rasulullah wafat, Bilal meyakinkan dirinya bahwa ia tidak lagi melantukan Adzan di puncak Masjid Nabawi di Madinah. Bahkan permintaan Khalifah Abu Bakar, yang memintanya untuk menjadi muadzin pun tidak ia penuhi.

Dengan kesedihan yang mendalam Bilal berkata : “Biarkan aku hanya menjadi muadzin Rasulullah saja. Rasulullah telah tiada, maka aku bukan muadzin siapa-siapa lagi.”

Khalifah Abu Bakar bisa memahami kesedihan Bilal dan tak lagi memintanya untuk kembali menjadi muadzin di Masjid Nabawi, melantunkan Adzan panggilan umat muslim untuk menunaikan shalat fardhu.

Kesedihan Bilal yang disebabkan wafatnya Rasulullah tidak bisa hilang dari dalam hatinya. Ia pun memutuskan untuk meninggalkan Madinah, bergabung dengan pasukan Fath Islamy hijrah ke negeri Syam dan kemudian tinggal di Kota Homs, Syria.

Setelah sekian lamanya Bilal tak berkunjung ke Madinah, hingga pada suatu malam, Rasulullah Muhammad SAW hadir dalam mimpinya. Dengan suara lembutnya Rasulullah menegur Bilal : “Ya Bilal, Wa maa hadzal jafa? (Hai Bilal, mengapa engkau tak mengunjungiku? Mengapa sampai seperti ini?)“

Bilal pun segera terbangun dari tidurnya. Tanpa berpikir panjang, Ia mulai mempersiapkan perjalanan untuk kembali ke Madinah. Bilal berniat untuk ziarah ke makam Rasulullah setelah sekian tahun lamanya meninggalkan Madinah.

Setibanya di Madinah, Bilal segera menuju makam Rasulullah. Tangis kerinduannya pun pecah, cintanya kepada Rasulullah begitu besar. Cinta yang tulus karena Allah kepada Baginda Nabi yang begitu dalam.

Disaat yang bersamaan, tampak dua pemuda mendekati Bilal. Kedua pemuda tersebut adalah Hasan dan Husein, cucu Rasulullah. Masih dengan berurai air mata, Bilal yang sudah tua memeluk kedua cucu kesayangan Rasulullah tersebut.

Umar bin Khattab yang telah jadi Khalifah, juga turut haru melihat pemandangan tersebut. Kemudian salah satu cucu Rasulullah itupun membuat sebuah permintaan kepada Bilal.
“Paman, maukah engkau sekali saja mengumandangkan adzan untuk kami? Kami ingin mengenang kakek kami.”

Umar bin Khattab juga ikut memohon kepada Bilal untuk kembali mengumandangkan Adzan di Masjid Nabawi, walaupun hanya satu kali saja. Bilal akhirnya mengabulkan permintaan cucu Rasulullah dan Khalifah Umar Bin Khattab.

Ketika tiba waktu shalat, Bilal naik ke puncak Masjid Nabawi, tempat aa biasa kumandangkan Adzan seperti pada masa Rasulullah masih hidup. Bilal pun mulai mengumandangkan adzan.

Saat lafadz “Allahu Akbar” ia kumandangkan, seketika seluruh Madinah terasa senyap. Segala aktifitas dan perdagangan terhenti. Semua orang sontak terkejut, suara lantunan Adzan yang dirindukan bertahun-tahun tersebut kembali terdengar dengan merdunya.

Kemudian saat melafadzkan “Asyhadu an laa ilaha illallah“, penduduk Kota Madinah berhamburan dari tempat mereka tinggal, berlarian menuju Masjid Nabawi. Bahkan dikisahkan para gadis dalam pingitan pun ikut berlarian keluar rumah mendekati asal suara Adzan yang dirindukan tersebut.

Puncaknya saat Bilal mengumandangkan “Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah“, seisi Kota Madinah pecah oleh tangis dan ratapan pilu, teringat kepada masa indah saat Rasulullah SAW masih hidup dan menjadi imam shalat berjamaah.

Tangisan Khalifah Umar bin Khattab terdengar paling keras. Bahkan Bilal yang mengumandangkan Adzan tersebut tersedu-sedu dalam tangis, lidahnya tercekat, air matanya tak henti-hentinya mengalir. Bilal pun tidak sanggup meneruskan adzannya tersebut, ia terus terisak tak mampu lagi berteriak melanjutkan panggilan mulia tersebut.

Hari itu Madinah mengenang kembali masa saat Rasulullah masih berada di tengah-tengah mereka. Hari itu, Bilal melantukan adzan pertama dan terakhirnya semenjak kepergian Rasulullah. Adzan yang tak bisa diselesaikan.

Maha Suci Allah, kisah diatas telah mengaduk-aduk cinta dan kerinduan kita kepada Rasulullah Muhammad SAW. Kisah yang mampu membuat kita meneteskan airmata tanda cinta dan rindu kepada Baginda Nabi. Semoga kita bisa mendapatkan syafaat dari Rasulullah dan bisa bertemu dengan Rasul saat hari dibangkitkan nanti


Sabtu, 14 Januari 2017

AWAL KONSPIRASI YAHUDI DI TUBUH KHILAFAH UTSMANI

(photo : wp.com)


Di masa kekuasaan Khalifah terakhir Utsmaniyah yaitu Sultan Abdul Hamid II bin Abdul Majid (1293-1328 H) sangat kental sekali peran-peran Yahudi dalam menggerogoti dan memanfaatkan kelemahan The Sick Man from Turkey ini.

Sebenarnya bagaimana sih Yahudi awalnya membuat keruh masyarakat muslim di Khilafah Utsmani?


Jika kita mencermati sejarah Islam, kita akan menemukan bahwa Yahudi selalu berperan dalam proses memusuhi Islam. Jauh di masa Rasulullah masih hidup pun mereka telah melakukan onar membuat makar-makar sehingga mereka senantiasa menjadi bangsa yang terusir, mereka diusir dari Madinah. 

Keturunan para pembelot (golongan yang di murkai Allah SWT) ini adalah keturunan dari Bani Israil yang dari dulu sudah terusir.Kalo mau tau kisah lengkapnya sih,silahkan baca dalam sejarah Nabi Musa dan Bani Israil. Yahudi pun selalu berperan dalam makar-makar di masa khulafaurasyidin. Menebar benih-benih fitnah di masa pemerintahan para shabat waktu itu.

Ketika abad ke-15, orang-orang Tartar yang berkuasa di daerah Qaram memberi hadiah seorang gadis Rusia-Yahudi yang merupakan tawanan mereka pada suatu peperangan. Hadiah itu diberikan kepada Sultan Sulaiman Al-Qanuni.Lalu Sultan Sulaiman menikahinya. Maka lahirlah seorang putri dari pernikahan ini. Yang kelak ketika putri ini besar, ibunya yang seorang Yahudi menikahkan puterinya tersebut dengan seorang anak Kroasia yang bernama Rusytam Pasya. 

Dengan makar dari sang ibu yang Yahudi ini, sang ibu berhasil membunuh perdana menteri Ibrahim Pasya. Setelah matinya sang perdana menteri diangkatlah anak menantunya Rusytam Pasya (anak Kroasia) sebagai perdana menteri yang baru.

Kisah naas berikutnya setelah membunuh Ibrahim Pasya yaitu dengan menyingkirkan putra mahkota Musthafa bin Sulaiman Al-Qanuni (anak Sultan dari istri pertamanya). Maka ia berhasil melakukan makar itu kemudian menggantikan Musthafa bin Sulaiman dengan anaknya sendiri yang bernama Salim II sebagai putra mahkota yang kemudian menjabat Sultan Utsmani yang ke-11. 

Di masa pemerintahan Salim II Utsmani mulai mengalami kelemahan-kelemahan yang terus mengalami keterpurukan sampai tibanya kekhilafahan Utsmani tumbang di muka bumi.

Ada beberapa hal yang didapat oleh orang-orang Yahudi di dalam pemerintahan Khilafah Utsmani.

Kehidupan bangsa Yahudi di dunia Internasional sangat memilukan. Mereka mengalami tekanan di berbagai tempat, seperti di Andalusia maupun di Rusia. Mereka diusir dan melarikan diri hingga akhirnya mereka menghadap Sultan meminta izin padanya untuk hijrah dan menetap di wilayah pemerintahan Utsmani. Tepatnya mereka mendapat izin menetap di Izmir, Kota Bursah, dan kawasan-kawasan Utara dan Barat Anatolia.

Di bawah pemerintah yang masih menerapkan syariah mereka mendapatkan kebebasan yang luas. Mereka mendapat perlindungan, kesejahteraan bahkan mereka menduduki posisi-posisi strategis di pemerintahan. Kepala pendeta mereka memiliki hak penuh untuk mengurus semua urusan yang berhubungan dengan masalah-masalah keagamaan dan hak-hak sipil. Surat keputusan yang ditetapkan oleh pendeta akan mendapat legitimasi dari pemerintahan Utsmani, bahkan sering berubah menjadi hukum khusus untuk kalangan Yahudi.

Menteri Luar Negeri Utsmani Ali Pasya (yang belakangan menjadi perdana menteri) saat melakukan kunjungan resmi ke negeri-negeri Eropa dan Kristen pada tahun 1865 M, dia diikuti oleh sejumlah besar orang-orang Yahudi.

Mereka mendapatkan kekhususan dan perlindungan sesuai dengan undang-undang pemerintahan Utsmani. Mereka merasakan kedamaian, terjamin keamanannya serta mendapatkan kemerdekaan eksistensi di lingkungan pemerintahan Utsmani.

Dengan kondisi yang nyaman seperti inilah mereka tak tinggal diam. Mereka senantiasa melakukan makar terhadap umat Islam. Benar nyatanya pesan dari nabi kita Muhammad SAW bahwa Yahudi adalah yang paling keras memerangi umat Islam.

Kemudian fakta yang terjadi setelah itu adalah berangsur-angsurnya Utsmani mengalami kemuduran. Kemunduran ini salah satunya adalah buah investasi jangka panjang dari makar-makar Yahudi terhadap Utsmani.


Al Yahuud wa al-Daulat al-‘Utsmaniyyah, Dr. Ahmad Al-Nu’aimi, hal. 37




Jumat, 13 Januari 2017

KISAH SITI HAJAR : IBUNDA NABI ISMAIL A.S.



Ahlan wa Sahlaan..

Kalian semua tentu tau Siti Hajar ? Beliau merupakan ibunda dari Nabi Ismail AS. Tapi tau ga asal mula dari Sa'i? atau asal mula air zam-zam?Barangkali ada yang belum tau, yuk simak kisahnya disini.

Suatu riwayat mengatakan bahwa Siti Sarah yang merupakan istri pertama dari NAbi Ibrahim AS akan memotong tubuh Siti Hajar  menjadi tiga bagian (menurut salah satu penafsiran) jika suaminya itu tidak menjauhkan Siti Hajar dan Ismail kecil darinya. Dengan berat hati, maka Nabi Ibrahim pun mengabulkan permintaan istri pertamanya itu.

Dibawalah istri dan anaknya itu menuju ke suatu lembah yang tidak ada rumput tumbuh dan hanya meninggalkan air(diriwayatkan airnya pun hanya sedikit). Setelah Nabi Ibrahim menempatkan istri dan anaknya di tempat tersebut,  beliau langsung berbalik badan untuk kemmabli ke tempatnya dengan menitikan air matanya. Beliau tidak berani menoleh ke belakang walaupun istrinya tersebut berkali-kali memanggilnya. Beliau tidak memperdulikan pangggilan istrinya dan tetap melanjutkan perjalanan pulangnya tersebut .

Siti Hajar pun kemudian mengejar suaminya tersebut dan berkata, "Apakah Allah yang memerintahkan kepadamu untuk melakukan ini?". Kemudian Nabi Ibrahim pun menjawab dengan sangat singkat,"Benar". Maka dengan tegar dan tawakal, Siti Hajar pun mengucapkan penrnyataan, "Kalau memang Allah yang memerinthkan demikian, niscaya Dia tidak akan menyia-nyiakan kami". Pernyataan yang keluar dari seorang hamba yang menunjukan kekuatan iman dan ketinggian sikap tawakal yang mendapat tarbiyah dari seorang hamba pilihan juga, Nabi Ibrahim kekasih-Nya.
Subhanallah....

Setelah suaminya tersebut seiring waktu berlalu dari pandangannya, Hajar meletakkan buah hatinya Ismail pada gurun pasir, kemudian beliau melihat ke sekelilingnya berharap akan bertemu dengan suatu kafilah yang lewat untuk meminta pertolongan.

Lalu Hajar pergi ke bukit Shafa dan melihat apa ada orang atau kafilah di sekelilingnya itu untuk dimintakan pertolongannya. Namun, beliau tidak merasakan adanya tanda-tanda orang atau kafilah yang lewat. Kemudian beliau turun dan menuju bukit Marwa. Sama seperti yang terjadi di bukit sebelumnya, beliau tidak melihat tanda-tandaa adanya orang atau kafilah bahkan dengan tanda-tanda adanya kehidupan. 

Perbekalan air yang hanya sedikit itu pun hampir habis, sama seperti air susunya pun tidak keluar, beliau begitu panik dan sangat khawatir.Beliau pun kemudian turun dari bukit Marwa dengan maksud pergi lagi ke bukit Shafa dengan maksud yang sama,beliau terus berlari bukit Marwa ke bukit Shafa maupun sebaliknya sebnayak tujuh kali (Yap, perbuatan itu pun diabadikan oleh Allah sebagai salah satu syi'ar haji yang dikenla dengan Sa'i)

Kebingungan dan kegelisahan jiwa Hajar saat itu memang begitu wajar, tidak ada orang yang bisa ia minta bantuannya, ditambah lagi melihat sang buah hati terlihat sangat kehausan begitu pula degan dirinya, beliau semakin khawatir dan panik.

Maha Suci Allah yang tidak pernah mengingkari janji-Nya, sesungguhnya pertolongan Allah sangat dekat. Allah akan memberikan jalan keluar atau solusi,  memberikan rezeki dari arah yang tidak pernah terduga bagi hambanya yang bertaqwa dan bertawakal kepada-Nya. Demikian pula dengan Siti Hajar yang merupakan istri dari kekasih Allah, keduanya merupakan hamba Allah yang sangat dekat kepada-Nya.

Di tengah-tengah kekhawatirannya(dalam suatu riwayat), munculah mata air yang letaknya dekat dengan anaknya. Melihat hal tersebut, Hajar langsung bergegas menuju mata air tersebut dan berkata , "Zum-zum!", yang artinya berkumpullah. Kemudian beliau minum dari mata air yang diberkahi(hingga sekarang) itu dan memberikan air tersebut kepada buah hatinya. Beliau begitu bersyukur atas karunia yang telah Allah berikan kepadaa keduanya.

Tidak berhenti disitu, pertolongan Allah pun datang kembali. Selang tidak beberapa lama, muncul suatu kafilah yang berjalan menuju ke tempat Hajar dan Ismail. Kafilah itu meminta izin untuk mengambil air zam-zam itu dan bermaksud untuk tinggal bersama dengan mereka berdua. Beliau tentu sangat senang dna menyambut gembira tawaran baik tersebut. Akhirnya, beliau tidak sendiri lago. Alhamdulillah....


Subhanallah...
Betapa sabar dan taatnya manusia-manusia pilihan itu,bukan? Bagaimana dengan kita?

SANG PENAKLUK KONSTANTINOPEL : AL-FATIH



Tau al-Fatih ga? Yang seneng sama sejarah islam pasti tau dong.Tapi siapa sih yang sampe gatau sama tokoh yang satu ini?!

Yap, Muhammad al-Fatih adalah salah seorang raja atau sultan Kerajaan Utsmani yang paling terkenal.Beliau itu merupakan sultan ketujuh dalam sejarah Bani Utsmaniah. Al-Fatih merupakan gelar yang terus melekat pada namanya. Jelas sekali gelar tersebut didapatkannya karena beliaulah yang menaklukan hingga mengakhiri Romawi Timur yang telah berkuasa selama 11 abad.

Sultan al-Fatih memerintah selama 30 tahun.Cukup lama juga ya kan. Selain menaklukkan Binzantium, ia juga berhasil menaklukkan wilayah-wilayah di Asia, kemudian menyatukan kerajaan-kerajaan Anatolia dan wilayah-wilayah Eropa, dan termasuk jasanya yang paling penting yaitu beliau berhasil mengadaptasi menajemen Kerajaan Bizantium yang telah matang ke dalam Kerajaan Utsmani.

Karakter Pemimpin Yang Ditanamkan Sejak Kecil

Sultan Muhammad al-Fatih dilahirkan pada 27 Rajab 835 H/30 Maret 1432 M di Kota Erdine, ibu kota Daulah Utsmaniyah saat itu. Ia adalah putra dari Sultan Murad II yang merupakan raja keenam Daulah Utsmaniyah.

Sultan Murad II memiliki perhatian yang besar terhadap pendidikan anaknya. Ia menempa buah hatinya agar kelak menjadi seorang pemimpin yang baik dan tangguh. Perhatian tersebut terlihat dari Muhammad kecil yang telah menyelesaikan hafalan Alquran 30 juz, mempelajari hadis-hadis, memahami ilmu fikih, belajar matematika, ilmu falak, dan strategi perang. Selain itu, Muhammad juga mempelajari berbagai bahasa, seperti: bahasa Arab, Persia, Latin, dan Yunani. Tidak heran, pada usia 21 tahun Muhammad sangat lancar berbahasa Arab, Turki, Persia, Ibrani, Latin, dan Yunan.
Subhanallah banget ya,kan!

Sultan Murad II, mengamanati Sultan Muhammad memimpin suatu daerah dengan bimbingan para ulama. Hal itu dilakukan sang ayah agar anaknya cepat menyadari bahwa dia memiliki tanggung jawab yang besar di kemudian hari. Bimbingan para ulama diharapkan menjadi kompas yang mengarahkan pemikiran anaknya agar sejalan dengan pemahaman Islam yang benar.

Menjadi Penguasa Utsmani

Sultan Muhammad II diangkat menjadi Khalifah Utsmaniyah pada tanggal 5 Muharam 855 H bersamaan dengan 7 Febuari 1451 M. Program besar yang langsung ia canangkan ketika menjabat sebagai khalifah adalah menaklukkan Konstantinopel.

Langkah pertama yang Sultan Muhammad lakukan untuk mewujudkan cita-citanya adalah melakukan kebijakan militer dan politik luar negeri yang strategis. Ia memperbarui perjanjian dan kesepakatan yang telah terjalin dengan negara-negara tetangga dan sekutu-sekutu militernya. Pengaturan ulang perjanjian tersebut bertujuan menghilangkan pengaruh Kerajaan Bizantium Romawi di wilayah-wilayah tetangga Utsmaniah baik secara politis maupun militer.

Menaklukkan Bizantium

Sultan Muhammad II  menyiapkan lebih dari 4 juta prajurit untuk  mengepung Konstantinopel dari darat. Pada saat mengepung benteng Bizantium banyak pasukan Utsmani yang gugur karena kuatnya pertahanan benteng tersebut. Pengepungan yang berlangsung tidak kurang dari 50 hari.Coba bayangkna, benar-benar menguji kesabaran pasukan Utsmani, menguras tenaga, pikiran, dan perbekalan mereka.

Pertahanan yang tangguh dari kerajaan besar Romawi ini terlihat sejak mula. Sebelum musuh mencapai benteng mereka, Bizantium telah memagari laut mereka dengan rantai yang membentang di semenanjung Tanduk Emas. Tidak mungkin bisa menyentuh benteng Bizantium kecuali dengan melintasi rantai tersebut.

Dengan kecerdasannya,akhirnya Sultan Muhammad menemukan ide yang ia anggap merupakan satu-satunya cara agar bisa melewati pagar tersebut. Ide ini mirip dengan yang dilakukan oleh para pangeran Kiev yang menyerang Bizantium di abad ke-10, para pangeran Kiev menarik kapalnya keluar Selat Bosporus, mengelilingi Galata, dan meluncurkannya kembali di Tanduk Emas, akan tetapi pasukan mereka tetap dikalahkan oleh orang-orang Bizantium Romawi. Sultan Muhammad melakukannya dengan cara yang lebih cerdik lagi, ia menggandeng 70 kapalnya melintasi Galata ke muara setelah meminyaki batang-batang kayu. Hal itu dilakukan dalam waktu yang sangat singkat, tidak sampai satu malam.

Saat pagi hari, Bizantium kaget bukan kepalang, mereka sama sekali tidak mengira Sultan Muhammad dan pasukannya menyeberangkan kapal-kapal mereka lewat jalur darat. 70 kapal laut diseberangkan lewat jalur darat yang masih ditumbuhi pohon-pohon besar, menebangi pohon-pohonnya dan menyeberangkan kapal-kapal dalam waktu satu malam adalah suatu kemustahilan menurut mereka, akan tetapi itulah yang terjadi.

Inilah puncaknya,peperangan dahsyat pun terjadi, benteng yang tak tersentuh sebagai simbol kekuatan Bizantium itu akhirnya diserang oleh orang-orang yang tidak takut akan kematian. Akhirnya kerajaan besar yang berumur 11 abad itu jatuh ke tangan kaum muslimin. Peperangan besar itu mengakibatkan 265.000 pasukan umat Islam gugur. Pada tanggal 20 Jumadil Awal 857 H atau pada 29 Mei 1453 M, Sultan al-Ghazi Muhammad berhasil memasuki Kota Konstantinopel. Sejak saat itulah ia dikenal dengan nama Sultan Muhammad al-Fatih, sang penakluk Konstantinopel.

Saat memasuki Konstantinopel, Sultan Muhammad al-Fatih turun dari kudanya lalu sujud sebagai tanda syukur kepada Allah. Setelah itu, ia menuju Gereja Hagia Sophia dan memerintahkan menggantinya menjadi masjid. Konstantinopel dijadikan sebagai ibu kota, pusat pemerintah Kerajaan Utsmani dan kota ini diganti namanya menjadi Islambul yang berarti negeri Islam, lau akhirnya mengalami perubahan menjadi Istanbul.

Setelah berhasil menaklukan Konstantinopel,beliau pun mempesiapkan penaklukkan lain yaitu Balkan, Yunani, Rumania, Albania, Asia Kecil, dll. Bahkan beliau telah mempersiapkan pasukan dan mengatur strategi untuk menaklukkan kerajaan Romawi di Italia, akan tetapi kematian telah menghalanginya untuk mewujudkan hal tersebut.

Peradaban Yang Dibangun Pada Masanya

Selain terkenal sebagai jenderal perang dan berhasil memperluas kekuasaan Utsmani melebihi sultan-sultan lainnya, Muhammad al-Fatih juga dikenal sebagai seorang penyair. Beliau memiliki diwan, kumpulan syair yang beliau buat sendiri.

Beliau juga membangun lebih dari 300 masjid, 57 sekolah, dan 59 tempat pemandian di berbagai wilayah Utsmani. Peninggalannya yang paling terkenal adalah Masjid Sultan Muhammad II dan Jami’ Abu Ayyub al-Anshari

Wafatnya Sang Penakluk

Pada bulan Rabiul Awal tahun 886 H/1481 M, Sultan Muhammad al-Fatih pergi dari Istanbul untuk berjihad, padahal ia sedang dalam kondisi tidak sehat. Di tengah perjalanan, penaykit yang dideritanya kian parah dan semakin berat ia rasakan. Dokter pun didatangkan untuk mengobatinya, namun dokter dan obat tidak lagi berarti bagi sang Sultan, ia pun wafat di tengah pasukannya pada hari Kamis, tanggal 4 Rabiul Awal 886 H/3 Mei 1481 M. Saat itu Sultan Muhammad berusia 52 tahun dan memerintah selama 31 tahun. Ada yang mengatakan wafatnya Sultan Muhammad al-Fatih karena diracuni oleh dokter pribadinya Ya’qub Basya. 
Tapi, Wallahu'alam..

Tidak ada keterangan yang bisa dijadikan sandaran kemana Sultan Muhammad II hendak membawa pasukannya. Ada yang mengatakan beliau hendak menuju Itali untuk menaklukkan Roma ada juga yang mengatakan menuju Prancis atau Spanyol.

Sebelum wafat, Muhammad al-Fatih mewasiatkan kepada putra dan penerus tahtanya, Sultan Bayazid II agar senantiasa dekat dengan para ulama, berbuat adil, tidak tertipu dengan harta, dan benar-benar menjaga agama baik untuk pribadi, masyarakat, dan kerajaan.

Subhanallah, Semoga Allah selalu memberi rahmat kepada beliau..

Semoga bermanfaat yaa^^